Aral Sea, yang dulu terkenal sebagai danau terbesar keempat di dunia, kini kondisinya sangat memprihatinkan. Bukan hanya telah menyusut dan mengering di hampir 90 arealnya, tapi juga berubah menjadi tempat mengerikan dan padang yang tandus. Padahal dulu, danau garam ini memiliki luas 68.000km2. Tampak pada gambar, kerangka kerangka kapal yg pernah terdampar di dasar danau, menjadi pemandangan mengerikan.
Gejala menurunnya debit air Aral Sea yang terletak antara Uzbekistan and Kazakstan (dulu keduanya adalah bagian dari provinsi Uni Soviet), telah muncul sejak tahun 60-an. Dalam catatan sejarah Aral Sea merupakan danau garam terbesar di dunia, nomor empat untuk ukuran danau umum. Salah satu sebab mengeringnya danau ini adalah aliran sumber utama air Aral Sea yakni sungai Syr Darya dan Amu Darya, dibelokkan oleh Proyek Irigasi Uni Soviet.
Akibatnya, debit air menurun drastic. Kehidupan di danau pun perlahan mati. Ikan ataupun biodata danau tak mampu bertahan hidup. Ini menimbulkan bencana lingkungan hebat yang menyebabkan bukan saja kematian species danau, flora dan faunanya, tapi juga menyebarnya penyakit. Belum lagi kekeringan menimpulkan topan debu.
Tahun 2007 dilaporkan, luas Aral Sea tinggal 10 persen dari aslinya 68.000 km2, airnya pun menjadi terlalu asin sehingga tidak ada ikan yang bisa hidup di dalamnya. Padahal dulu, ketika Aral Sea masih Berjaya, daerah ini termasuk daerah pemancingan terbesar, industry ikan pun berkibar. Kini semua tinggal kenangan. Seiring dengan itu, kehidupan masyarakat pun semakin sulit, tidak ada lagi yg bisa diharapkan. Angka pengangguran tinggi, kesukaran ekonomi melilit.
Yang juga memprihatinkan, kini Aral Sea menjadi tempat pembuangan limbah berbahaya. Mulai dari hasil pengujian senjata, limbah proyek industry, pestisida, dll. Daerah sekitar menjadi sangat tercemar dan menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat sekitar situ. Ditambah lagi, musim panas menjadi lebih panjang dan kering, sementara musim dingin pun menjadi bertambah panjang dengan suhu menggigit. Maka lengkaplah penderitaan semua orang.
Tak heran menyusutnya Aral Sea disebut sebagai MALAPETAKA LINGKUNGAN terhebat!**
0 komentar